"Tahapan Psikoterapi dan Micro Skill"
Hallo sahabat psikologi, gimana kabarnya?? semoga sehat selalu yaa 😏 ... Kali ini kita akan mecoba mengkupas tuntas apa aja sih “Tahapan Psikoterapi dan Micro Skill” 💪 ..
Untuk lebih jelasnya yuk simak pembahasan di bawah ini......
Pada dasarnya konseling merupakan hubungan antara konselor dan klien yang sifatnya terapeutis. Proses terapeutis menekankan pada pengembangan hubungan terapeutis dengan klien dan mengembangkan tindakan strategis yang efektif untuk memfasilitasi terjadinya perubahan. Untuk memfasilitasi terjadinya perubahan maka proses konseling memiliki tahap-tahap yang sistematis. Tahapan-tahapan proses konseling ini biasanya kita sebut dengan DASIE (Development, Asassement, State, Intervensi, End).
1. Development
Pada tahap pertama ini sangat perlu membangun hubungan yang positif, berlandaskan rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran berekspresi. Konselor harus menunjukkan bahwa dirinya dapat dipercaya dan kompeten, bahwa ia adalah seorang yang kompeten untuk membantu kliennya. Sasaran berikutnya adalah untuk menentukan sampai sejauh mana klien mengenali kebutuhannya untuk mendapatkan bantuan dan kesediaannya melakukan komitmen. Konseling tidak hasilnya tanpa ada kesediaan dan komitmen dari klien.
2. Asassement
Dalam tahap ini konselor mendiskusikan dengan klien apa yang mereka ingin dapatkan dari proses konseling ini, terutama bila pengungkapan klien tentang masalahnya dilakukan secara samar-samar. Didiskusikan sasaran-sasaran spesifik dan tingkah laku apa yang ingin diubah. Intinya dalam hal ini konselor melakukakan eksplorasi dan melakukan ”diagnosis” apa masalah dan hasil seperti apa yang diharapkan dari konseling.
3. State
Dalam tahap ini konselor mencari strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan. Sasaran dan strategi terutama ditentukan oleh sifat masalah, gaya dan pendekatan konseling yang konselor anut, keinginan klien maupun gaya komunikasinya. Konselor dalam tahap ini memikirkan alternatif, melakukan evaluasi dan kemungkinan konsekuensi dari berbagai alternatif dan rencana tindakan. Hal ini tentunya bekerjasama dengan klien. Jadi konselor bukan tempat pembuat alternatif, pembuat keputusan namun lebih kepada memfasilitasi, memberikan wacana-wacana baru bagi pemecahan masalah kliennya.
4. Intervensi
Dalam tahap ini konselor sudah mulai merealisasikan dari tahapan sebelumnya. Semua hal yang telah disepakati sebelumnya akan dilaksankan pada tahap ini. Namun dalam keberhasilan pada tahap ini dtentukan dari masalah klien, pendekatan yang digunakan, keinginan klien dan gaya komunikasi yang digunakan.
5. END
Dalam tahap ini konselor bersama klien mengevaluasi terhadap hasil konseling yang telah dilakukan. Indikatornya adalah sampai sejauh mana sasaran tercapai, apakah proses konseling membantu klien atau tidak. Tahap ini ditutup dengan terminasi. Dalam terminasi konselor bersama klien menyimpulkan semua kegiatan yang sudah dilalui dalam proses konseling. Selain itu konselor dapat membuat kemungkinan tindak lanjut terjadinya proses konseling kembali ataupun memberikan kemungkinan referal pada pihak lain yang lebih ahli yang berkaitan dengan masalah klien.
1. Micro Skill
- Attending Behavior
Attending Behavior ini disebut sebagai perilaku menghampiri klien, yang mencakup komponen-komponen yakni kontak mata, bahasa badan, bahasa lisan, dan mendengarkan.
Attending Behavior yang baik dapat meningkatkan harga diri klien. Dalam hal ini klien merasa diterima dan dihargai. Awal dari proses komunikasi adalah menciptakan suasana aman, mempermudah ekspresi perasaan klien secara bebas.
- Questening
Dalam micro skill ini, questening terbagi menjadi dua yakni, open questening dan close questening.
>Open Questening
Merupakan pertanyaan yang menuntut jawaban secara terbuka oleh klien. Teknik bertanya ini digunakan untuk membuka pertanyaan agar konselor terampil menggunakan pertanyaan yang dapat memungkinkan munculnya pernyataan yang baru, memulai pembicaraan, meminta penjelasan lebih lanjut, memberikan contoh, dan memusatkan perhatian terhadap klien.
Contoh: Membantu klien untuk memberi contoh perilaku yang spesifik, yang dapat dipahami seperti “Bbagaimana perasaan anda tentang apa yang anda katakan pada saya” atau “bagaimana perasaan anda selanjutnya”.
> Close Questening
Merupakan jawaban pasti dan biasanya bersifat faktual. Biasanya jawaban tersebut adalah “iya/tidak”/
Contoh: Apakah anda merasa berhasil atau tidak di skolah ini.
- Empaty
Empaty adalah menempatkan diri dalam pikiran dan perasan orang lain seolah – olah kita mampu merasakan dan memahami keadaan emosionalnya. Tahapan dalam empaty ini terbagi menjadi dua yakni, primary empaty dan advance equrity empaty. Contoh primary empati yaitu, 1. Saya bisa merasakan betapa khawatirnya anda saat ini, 2. Tampaknya anda sangat sedih. Contoh advance equrity empty yaitu, Seandainya saya jadi santi saya pun akan merasakan sedih, bingung, dan marah atas apa yang terjadi
- Encouragement
Upaya pertama konselor agar selalu terlibat dalam pembicaraan dan terbuka terhadap klien sehingga pembicaraan mencapai tujuan. Contohnya dengan mengatakan “terus, lalu, iya” dan dapat juga dengan isyarat seperti anggukan.
- Influencing
Influencing adalah keterampilan konselor untuk mempengaruhi klien dalam proses pengambilan keputusan yang lebih adapif. Konselor harus mempersuasi klien untuk memilih alternatif yang terbaik. Karena, konselor tidak memiliki wewenang untuk mendikte klien. Konslor juga mengajak kien untuk mempertimbangkan seluruh alternatif dan memberikan penilaian.
2. Tahapan Konseling dan Psikoterapi
· Membangkitkan minat dan membahas perlunya bantuan pada diri klien.
Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah memungkinkan klien mengemukakan masalahnya,lalu mengetahui sejauh mana klien menyadari perlunya bantuan dan menyiapkan dirinya dalam proses konseling, lalu ada strategi yang dapat digunakan konselor pada tahap ini, yaitu:
- menyambut dan menerima klien secara hangat
- membantu klien menjelaskan inti masalah yang dialaminya.
· Membina Hubungan
Suksesnya konseling ditentukan oleh keahlian, kemenarkan, layaknya untuk dipercayai. Tujuan dari tahap ini adalah membantu membangun suatu hubungan yang ditandai oleh adanya kepercayaan klien atas asas kejujuran dan keterbukaan
· Menetapkan tujuan konseling dan menjelajahi berbagai alternatif yang ada
Tujuan dari tahap ini adalah membahas bersama klien tentang apa yang diinginkannya dalam proses konseling tersebut dan klien juga diajak untuk merumuskan tujuan yang berkaitan dengan permasalahannya.
· Bekerja dengan masalah dan tujuan
Tujuan dari tahap ini adalah ditentukan oleh masalah klien. Pendekatan atau teori yang digunakan konselor keinginan klien dengan gaya komunikasi yang dibangun oleh keduanya. Beberapa kegiatan dalam tahap ini yaitu, klarifikasi sifat dasar masalah dan memiliki strategi proses problem solving, penyelidikan perasaan klien lebih jauh.
· Membangkitkan kesadaran klien untuk berubah
Pada tahap ini hal yang penring adalah konselor mulai bekerja dari pembahasan perasaan sampai memiliki kesadaran. Hal ini bertujuan untuk membantu klien memperoleh kesadaran yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan mereka selama mengikuti proses konselin dan psikoterapi.
· Perencanaan kegiatan atau tindakan
Tujuannya yaitu untuk membantu klien untuk menempatkan ide-ide dan kesadaran baru yang ditemukan dalam tindakan kehidupan sesungguhnya.
· Evaluasi hasil dan mengakhiri konseling
Kriteria utama keberhasilan konseling dan indikator kunci untuk mengakhiri proses konseling dan terapi adalah sejauh mana klien mencapai tujuan dalam konseling maupun psikoterapi tersebut.
Komentar
Posting Komentar